Tugas
Kewirausahaan
Nama kelompok :
Atika Putri
Devira Eka S
Thessy Asterina
Kelas :
2DF01
D3 Bisnis & Kewirausahaan
Universitas Gunadarma Depok
5 wirausahawan sukses di Indonesia
MOMO MILK BARN BOGOR
Nur
Nabilah dan Haidhar Wurjanto adalah mahasiswa departemen Manajemen Institut
Pertanian Bogor angkatan 2009. Berdua mereka merintis usaha dibidang Agribisnis
peternakan yang mereka beri nama," MOMO MILK". Iklim kewirausahaan
yang begitu kental di bumi "kampus hijau" Darmaga ini menggelitik
mereka untuk tak hanya berdiam diri mengagumi keberhasilan demi keberhasilan
civitas lainnya dalam berwirausaha.
Rasa keprihatinanlah yang kemudian muncul dalam diri dua mahasiswa ini akan acuhnya para mahasiswa IPB dalam memilih menu makan yang mereka konsumsi. Dalam pandangan mereka, berbagai jajanan yang diperjual-beliakan dilingkungan sekitar kampus IPB masih kurang bergizi. Kemudian Nur Nabilah atau yang akrab dipanggil teman-temanya Nabil ini tercetus ide membuat kedai minuman sehat. Kedai ini dalam angannya akan menyediakan berbagai susu dengan berbagai variasi rasa yang beragam. Keinginan itu menguat manakala ia dalam suatu media masa ia menyimak seorang tokoh nasinonal,Prabowo Subianto mencanangkan sebuah gerakan "Revolusi Putih". Sebuah gerakan untuk memenuhi kalsium pada anak muda.Nabil berkeinginan mewujudkan angan itu, namun apa daya keadaan kemudian bagai bumi tak mampu direngkuh, langit tak mampu diraih karena ia tak memiliki modal yang cukup guna meraih hal tersebud.
Suatu hari niatan itu ia utarakan kepada salah satu sahabatnya Haidhar Wurjanto. Dia ceritakan dengan seksama angan berusaha tersebut dengan obrolan pertemanan biasa. Tak disangka hal itu justru mendapat sambutan positif. Haidhar tertarik atas ide usaha yang dikemukakan oleh Nabil. Berdua mereka bekerjasama mewujudkan impian usahanya. MOMO MILK pertama dibuka pada tanggal 1 Januari 2011 yang berlokasi di Regina Pacis dan Bogor Junction. Lalu pada tanggal 18 maret 2011 MOMO MILK kembali membuka cabang di SMAN 1 BOGOR . Alasan pemilihan lokasi ini adalah pangsa pasar yang tinggi dan target pasar yang ditujunya merupakan anak-anak muda.
Mengingat status mereka yang masih mahasiswa, tentulah waktu sehari-hari bisa mereka curahkan untuk mengelola bisnis kedai susu ini. Akhirnya merekapun merekrut karyawan guna mengolah hingga siap jual dan melayani konsumen dikedai. Sedangkan untuk urusan produksi, mereka bermitra dengan Kunak dan Fapet IPB guna menyuplai susu MOMO MILK.
Ketika hambatan mulai muncul
Dalam berbisnis ketidakpastian dan resiko akan selalu muncul. Namun kemudian daya serta upaya atas pelaku bisnis menjadi suatu yang utama(Siregar,2010). Cobaan dalam berbisnispun kemudian menerpa mereka. Diawali dari klaim nama perusahaan yang awalnya mereka kenalkan yakni," I'm milk". Nama itu ternyata telah digunakan terlebih dahulu oleh perusahaan sejenis, konsekuensi apabila tetap menggunakan nama itu adalah mereka harus membayar royalti atas nama. Dengan kondisi perusahaan masih baru berjalan, tentulah mereka tak dapat memenuhi klaim tersebut. Akhirnya dengan berat hati mereka melepas nama perusahaan," I'm milk" dan merubahnya menjadi "MOMO MILK". Nama itu tercetus ketika suatu hari saat tengah mengambil pasokan bahan baku susu, terdengar suara sapi yang saling bersahutan dan terdengar ditelinga,"Mooo...." berulangkali. Dari peristiwa itulah kemudian mereka mengambil hikmah dan mengganti nama perusahaan menjadi "MOMO Milk" sebagai representasi bahwa usaha mereka sangat bergantung atas produksi susu sapi perah penyuplai.
Cobaan tak hanya berhenti disitu. Ketika usaha sudah mulai stabil, muncul problem dimana susu yang mereka jual ternyata tak mampu bertahan lama mengingat susu yang digunakan adalah susu segar produksi peternak lokal. Mereka berdua kemudian berdiskusi, lalu tercetus ide untuk mengadakan sebuah mesin pendingin mengingat selama ini susu hanya disimpan dalam thermos es biasa. Mengadakan mesin pendingin berarti butuh biaya yang tak lagi kecil, sementara hasil usaha selama ini belumlah mencukupi untuk membeli mesin tersebut. Tanpa malu hal itu mereka konsultasikan kepada rekan dan dosen IPB. Mereka menyadari bahwa mereka berdua masih pemain baru dalam bisnis ini. Ada masukan untuk menarik investor dan membeli mesin pendingin secara kredit. Kembali mereka susun strategi dan membangun sistem investasi bagi investor yang tertarik memodali usaha susu "MOMO MILK" ini. Tak berapa lama sebuah mesin pendinginpun berhasil didapat dengan cara kredit.
Hambatan sepertinya tak mematahkan asa dalam berwirausaha yang sudah tertanam kuat dalam lubuk hati kedua mahasisa ini. Hambatan yang datang bertubi justru makin menguatkan ikhtiar. Pada tanggal 18 Maret 2011 atau kurang lebih dua setengah bulan usaha berdiri, mereka memberanikan diri membuka cabang baru di SMAN 1 BOGOR. Tentu hambatan tak kemudian berhenti, dalam prosesnya hambatan-hambatan seperti kesalahpahaman dalam berkomunikasi dengan pihak terkait seperti pada karyawan, pelanggan, maupun penyuplai kerap terjadi. Melalui komunikasi dari hati kehatilah akhirnya rumusan kunci penyelesaian konflik itu diselesaikan, karena semua butuh kesabaran dan kesaamaan persepsi dalam berusaha begitulah tips yang sedikit berdua bocorkan.
Rasa keprihatinanlah yang kemudian muncul dalam diri dua mahasiswa ini akan acuhnya para mahasiswa IPB dalam memilih menu makan yang mereka konsumsi. Dalam pandangan mereka, berbagai jajanan yang diperjual-beliakan dilingkungan sekitar kampus IPB masih kurang bergizi. Kemudian Nur Nabilah atau yang akrab dipanggil teman-temanya Nabil ini tercetus ide membuat kedai minuman sehat. Kedai ini dalam angannya akan menyediakan berbagai susu dengan berbagai variasi rasa yang beragam. Keinginan itu menguat manakala ia dalam suatu media masa ia menyimak seorang tokoh nasinonal,Prabowo Subianto mencanangkan sebuah gerakan "Revolusi Putih". Sebuah gerakan untuk memenuhi kalsium pada anak muda.Nabil berkeinginan mewujudkan angan itu, namun apa daya keadaan kemudian bagai bumi tak mampu direngkuh, langit tak mampu diraih karena ia tak memiliki modal yang cukup guna meraih hal tersebud.
Suatu hari niatan itu ia utarakan kepada salah satu sahabatnya Haidhar Wurjanto. Dia ceritakan dengan seksama angan berusaha tersebut dengan obrolan pertemanan biasa. Tak disangka hal itu justru mendapat sambutan positif. Haidhar tertarik atas ide usaha yang dikemukakan oleh Nabil. Berdua mereka bekerjasama mewujudkan impian usahanya. MOMO MILK pertama dibuka pada tanggal 1 Januari 2011 yang berlokasi di Regina Pacis dan Bogor Junction. Lalu pada tanggal 18 maret 2011 MOMO MILK kembali membuka cabang di SMAN 1 BOGOR . Alasan pemilihan lokasi ini adalah pangsa pasar yang tinggi dan target pasar yang ditujunya merupakan anak-anak muda.
Mengingat status mereka yang masih mahasiswa, tentulah waktu sehari-hari bisa mereka curahkan untuk mengelola bisnis kedai susu ini. Akhirnya merekapun merekrut karyawan guna mengolah hingga siap jual dan melayani konsumen dikedai. Sedangkan untuk urusan produksi, mereka bermitra dengan Kunak dan Fapet IPB guna menyuplai susu MOMO MILK.
Ketika hambatan mulai muncul
Dalam berbisnis ketidakpastian dan resiko akan selalu muncul. Namun kemudian daya serta upaya atas pelaku bisnis menjadi suatu yang utama(Siregar,2010). Cobaan dalam berbisnispun kemudian menerpa mereka. Diawali dari klaim nama perusahaan yang awalnya mereka kenalkan yakni," I'm milk". Nama itu ternyata telah digunakan terlebih dahulu oleh perusahaan sejenis, konsekuensi apabila tetap menggunakan nama itu adalah mereka harus membayar royalti atas nama. Dengan kondisi perusahaan masih baru berjalan, tentulah mereka tak dapat memenuhi klaim tersebut. Akhirnya dengan berat hati mereka melepas nama perusahaan," I'm milk" dan merubahnya menjadi "MOMO MILK". Nama itu tercetus ketika suatu hari saat tengah mengambil pasokan bahan baku susu, terdengar suara sapi yang saling bersahutan dan terdengar ditelinga,"Mooo...." berulangkali. Dari peristiwa itulah kemudian mereka mengambil hikmah dan mengganti nama perusahaan menjadi "MOMO Milk" sebagai representasi bahwa usaha mereka sangat bergantung atas produksi susu sapi perah penyuplai.
Cobaan tak hanya berhenti disitu. Ketika usaha sudah mulai stabil, muncul problem dimana susu yang mereka jual ternyata tak mampu bertahan lama mengingat susu yang digunakan adalah susu segar produksi peternak lokal. Mereka berdua kemudian berdiskusi, lalu tercetus ide untuk mengadakan sebuah mesin pendingin mengingat selama ini susu hanya disimpan dalam thermos es biasa. Mengadakan mesin pendingin berarti butuh biaya yang tak lagi kecil, sementara hasil usaha selama ini belumlah mencukupi untuk membeli mesin tersebut. Tanpa malu hal itu mereka konsultasikan kepada rekan dan dosen IPB. Mereka menyadari bahwa mereka berdua masih pemain baru dalam bisnis ini. Ada masukan untuk menarik investor dan membeli mesin pendingin secara kredit. Kembali mereka susun strategi dan membangun sistem investasi bagi investor yang tertarik memodali usaha susu "MOMO MILK" ini. Tak berapa lama sebuah mesin pendinginpun berhasil didapat dengan cara kredit.
Hambatan sepertinya tak mematahkan asa dalam berwirausaha yang sudah tertanam kuat dalam lubuk hati kedua mahasisa ini. Hambatan yang datang bertubi justru makin menguatkan ikhtiar. Pada tanggal 18 Maret 2011 atau kurang lebih dua setengah bulan usaha berdiri, mereka memberanikan diri membuka cabang baru di SMAN 1 BOGOR. Tentu hambatan tak kemudian berhenti, dalam prosesnya hambatan-hambatan seperti kesalahpahaman dalam berkomunikasi dengan pihak terkait seperti pada karyawan, pelanggan, maupun penyuplai kerap terjadi. Melalui komunikasi dari hati kehatilah akhirnya rumusan kunci penyelesaian konflik itu diselesaikan, karena semua butuh kesabaran dan kesaamaan persepsi dalam berusaha begitulah tips yang sedikit berdua bocorkan.
Kebahagiaan atas Ikhtiar
Diri dan Semangat Berbagi
Begitu besar karunia yang telah Ia berikan ats tiap insan apabila mereka mau berusaha. Mengutip dari kitab suci Al-Quran, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka " (QS 13:11) adalah benar terasa adanya. Segala ikhtiar yang mereka adakan telah berbuah manis. Apabila dari sisi materi mungkin masih terhitung sedikit, namun bagaimana kemudian mereka melihat bahwa dari usaha yang mereka kreasikan telah mampu memberi "hidup" segenap orang disekeliling mereka cukuplah membahagiakan dan membahagiakan kalbu. Bagaimana kemudian dari usaha ini telah mampu memberi pekerjaan pada karyawan yang bekerja untuk mereka. Sambung kebahagiaan yang sama terasa dari peternak dimana Hasil produksi susu mereka dapat terbeli. Dan menyaksikan para pelanggan yang puas dan kemudian bisa kebutuhan gizi dari susu yang mereka jual. Kesemua itu kemudian bermuara pada satu muara bahagia.
Tentulah dari usaha yang masih "seumur jagung" ini tak bisalah mereka cepat berpuas diri. Masih banyak targetan-targetan yang kemudian harus dicapai. Namun sejenak bersyukur atas apa yang ada perlu adanya. Hal ini agar mereka tak terlena pada tujuan kosong yang justru akan berbahaya bagi kesinambungan usaha. Semangat berbagai senantiasa mereka curahkan agar jalan amal ini selalu diberkahi. Mereka menyediaan susu gratis bagi pelanggan yang tengah berulang tahun sebagai wujud semangat itu. Selain untuk kepentingan promosi, menjalin hubungan baik dengan pelanggan dianggap perlu bagi sebuah usaha.
Begitu besar karunia yang telah Ia berikan ats tiap insan apabila mereka mau berusaha. Mengutip dari kitab suci Al-Quran, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka " (QS 13:11) adalah benar terasa adanya. Segala ikhtiar yang mereka adakan telah berbuah manis. Apabila dari sisi materi mungkin masih terhitung sedikit, namun bagaimana kemudian mereka melihat bahwa dari usaha yang mereka kreasikan telah mampu memberi "hidup" segenap orang disekeliling mereka cukuplah membahagiakan dan membahagiakan kalbu. Bagaimana kemudian dari usaha ini telah mampu memberi pekerjaan pada karyawan yang bekerja untuk mereka. Sambung kebahagiaan yang sama terasa dari peternak dimana Hasil produksi susu mereka dapat terbeli. Dan menyaksikan para pelanggan yang puas dan kemudian bisa kebutuhan gizi dari susu yang mereka jual. Kesemua itu kemudian bermuara pada satu muara bahagia.
Tentulah dari usaha yang masih "seumur jagung" ini tak bisalah mereka cepat berpuas diri. Masih banyak targetan-targetan yang kemudian harus dicapai. Namun sejenak bersyukur atas apa yang ada perlu adanya. Hal ini agar mereka tak terlena pada tujuan kosong yang justru akan berbahaya bagi kesinambungan usaha. Semangat berbagai senantiasa mereka curahkan agar jalan amal ini selalu diberkahi. Mereka menyediaan susu gratis bagi pelanggan yang tengah berulang tahun sebagai wujud semangat itu. Selain untuk kepentingan promosi, menjalin hubungan baik dengan pelanggan dianggap perlu bagi sebuah usaha.
GO-JEK
Nadiem Makarim, sosok inspiratif yang namanya kini tengah menjadi
perbincangan hangat khususnya para pecinta Ojek di wilayah Jabodetabek. Pria
kelahiran 4 Juli 1984 ini memiliki ide briliant untuk membuat sebuah situs yang
menawarkan jasa ojek secara online dengan nama Go-Jek.
Nadiem Makarim sebenarnya tidak lahir dari keluarga yang berlatar belakang
pengusaha. Ayahnya merupakan seorang pengacara asal dari Pekalongan, Jawa
Tengah, sementara ibunya bekerja dibidang non profit.
Di keluarga
hanya dia seoang yang terjun menjadi entrepreneur. Ia pun merasa beruntung
memiliki orang tua yang selalu mendukung usahanya.
Pendidikan Nadiem Makarim
Nadiem kecil
belajar di sebuah sekolah dasar Jakarta. Ketika remaja ia hijrah ke Singapura
untuk melanjutkan pendidikan jenjang SMA-nya. Kemudian ia hijrah ke Amerika
untuk berkuliah mengambil jurusan International Relations di Brown University,
AS. Ia juga sempat mengikuti foreign exchange di London School of Economics
selama satu tahun disana.
Tak puas
hanya menjadi sarjana kemudian Nadiem melanjutkan studi S2 nya di Harvard
Business School hingga lulus dan kini menyandang gelar MBA (Master of Business
Administration).
Karir Nadiem Makarim
Menghabiskan
sebagian masa mudanya diluar negeri untuk mencapai studi pendidikannya, Nadiem
yang menyandang lulusan Harvard kemudian memberanikan diri pulang ke Indonesia
utk terjun ke dunia kerja. Ia pun langsung direktut bekerja menjadi Management
Consultant di McKinsey & Company, yaitu sebuah perusahaan konsultan ternama
di Jakarta.
Merasa tidak puas bekerja selama 3
tahun di perusahaan konsultan tersebut, ia memilih berhenti dan melanjutkan
karirnya dengan menjadi Co-founder dan Managing Editor Zalora Indonesia dan
Chief Innovation Officer Kartuku dalam jangka waktu berurutan, sebelum terbesit
menginisiasikan lahirnya sebuah social entrepreneurship StartUp, Go-Jek.
Langkah Nadiem mendirikan Go-Jek berawal dari kebiasaanya yang suka
nongkrong dengan Sopir ojek. Dari hasil suka nongkrong, dia mengetahui bahwa
dari seharian, mayoritas waktu Sopir ojek dihabiskan untuk menunggu penumpang
sehingga tidak produktif.
Padahal menurut Nadiem, kemacetan dan deretan kendaraan mengular menghiasi
jalanan ibukota saban hari, justru akan memberikan berkah bagi para tukang ojek
karena sebagian besar orang akan lebih memilih ojek sebagai sarana transportasi
ketimbang mengendarai roda empat yang pasti akan terjebak macet.
Berawal dari dua hal inilah, Nadiem memutuskan untuk mengintegrasikan para
tukang ojek dengan pelangganya agar lebih produktif lagi. Dan akhirnya, pada
tahun 2011, ia dan teman-temanya mendirikan perusahaan bernama Go-Jek.
Perusahaan ini menaungi para pengojek di berbagai wilayah Jakarta. Hingga kini
sudah ada sekitar 1000 pengojek yang bekerja sama dengan perusahaannya.
Go-Jek Apps !!
Nadim pun melakukan inovasi, untuk mengubah citra seorang yang selama ini
terkesan kurang baik di mata masyarakat. Driver Go-Jek pun disulap menjadi
lebih baik dengan menambahkan fasilitas-fasilitas baru seperti seragam bercorak
hijau sebagai identitasnya dan helm berlabel SNI. Go-Jek pun memberikan layanan
pick up , dan juga fasilitas mobile app sehingga pelanggan dapat memesan
layanan melalui telepon genggam.
Untuk masalah keamanan, Go-Jek dilengkapi dengan GPS sehingga posisi ojek
bisa dipantau melalui smartphone. Pengemudi Go-Jek pun diharuskan telah lulus
tes mengemudi dan memiliki SIM. Untuk masalah tarif, bisa diketahui dengan
mengukur seberapa jauh jarak yang ditempuh. Selain itu, cara pembayarannya pun
menggunakan credit (My Wallet).
Untuk semakin memanjakan
pelanggannya, Layanan Go-jek tak hanya mengantar penumpang, tapi juga layanan
antar barang dan juga layanan shoping bagi yang ingin berbelanja tanpa harus
keluar rumah. Penambahan jumlah mitra sopir Go-Jek menjadi fokus utama rencana
bisnisnya saat ini. Nadiem juga berniat untuk memperluas jangkauan Go-Jek ke
seluruh Indonesia nantinya. Layanannya pun kini tidak terbatas hanya
mengantarkan penumpang, melainkan juga bisa sebagai pengantar barang atau
kurir.
Sebenarnya
Nadiem banyak ditawari untuk membuka franchise Go-Jek di luar negeri. Namun, ia
belum berminat dan ingin fokus membantu tukang ojek di Indonesia. Ia berharap,
kedepan tukang ojek tidak lagi dipandang sebagai profesi kelas bawah, melainkan
profesi yang profesional dan dapat diapresiasi.
NSBWZ Lab
NSBWZ
didirikan pada Desember 2011, bertepatan dengan usia pemiliknya 17 tahun. Semuanya
benar-benar dimulai dari hobi sang pemilik. Pemilik sangat suka mengumpulkan
sepatu. Jadi ide muncul dari ayah pemilik, mengapa tidak membuat sepatu
sendiri. Nama NSBWZ singkatan Bagus Sepatu Jadilah Zhoes Wonder, tetapi juga
merupakan nama pemilik, Nabila Samhana Bawazier, dan untuk kata "Lab"
mengacu pada garasi pabrik di mana keajaiban pertama terjadi. Nabila membuat
seluruh karya saya di sana. Itulah mengapa Nabila memutuskan untuk nama itu
NSBWZ Lab. Semua produk NSBWZ Lab adalah 100% buatan tangan di Indonesia.
Mereka memiliki berbagai sepatu, seperti flat, wedges, platform heels, dan
sepatu bot. Tapi yang paling penting, mereka dapat membantu anda mengubah
sepatu impian Anda menjadi kenyataan. Mereka akan membantu Anda membuat desain
sendiri dengan sihir tangan-tangan kreatif asli Indonesia.
Strategi
Nabila mempromosikan NSBWZ ini bermula dengan memakai media sosial seperti
instagram. Usaha bisnis sepatu ini dari tahun ketahun mulai meningkat dengan
hasil penjualan yang sangat besar. NSBWZ shoes ini sudah dikenal hampir seluruh
Indonesia. Setelah berjalan 4 tahun maka NSBWZ memiliki strore yang
beralamatkan di Store: Jl. Lodaya 1 no.4 Bogor (blkg McD Lodaya), setiap hari
strore ini tidak pernah sepi dari pelanggan. Harga sepatu koleksi NSBWZ Lab ini
pun terjangkau tapi tetap menggunakan bahan yang berkualitas. Nilai plus dari
NSBWZ Lab ini adalah kita bisa mendisain sendiri sepatu yang kita inginkan
dngan berbagai macam model dan berbagai makan ukuran.
Martha Tilaar
Beliau lahir di Kebumen, Jawa
Tengah, 4 September 1937, ia merupakan seorang pengusaha Kosmetik sukses
Terkemuka dengan nama merek dagang Sariayu Martha Tilaar.
Berbagai usaha promosi dilakukan seperti masuk ke kampus-kampus, mendatangi rumah-rumah mantan dosen untuk mendandani para isterinya. Dengan kedekatan itu, para pengunjung menjadi betah dan menjadi pelanggan tetap salonnya. Tak lama, dua tahun kemudian 1972 ia membuka salon kedua di Jalan Anggur No. 3 Cipete, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sambil memulai penggunaan merek dagang baru Sariayu Martha Tilaar.
Martha juga tak kenal lelah terus mengeksplorasi kekayaan alam Indonesia untuk produk-produk salonnya. Tujuannya, adalah agar perempuan Indonesia tetap terpelihara kecantikan dan keayuannya. Marta Tilaar pernah bertemu dengan perempuan yang menggendong anak sambil menenteng dua anaknya. Menginjak tahun 1977 Martha Tilaar menjajaki kerjasama dengan Theresia Harsini Setiady, dari PT Kalbe Farma. Mereka sepakat membuat perusahaan kosmetika dan jamu, namanya PT Martina Berto, dan meluncurkan Sariayu Martha Tilaar sebagai produk pertama. Dilanjutkan kemudian dengan membuka pabrik kosmetik pertama di Jalan Pulo Ayang, kawasan Indsutri Pulogadung , Jakarta timur yang diresmikan oleh Ny Nelly Adam Malik, saat itu istri Wakil Presiden Adam Malik.
Tahun 1983 Martha Tilaar mendirikan PT Sari Ayu Indonesia, khusus sebagai distributor produk kosmetika Sariayu Martha Tilaar. Tahun 1986 Martha Tilaar membuka pabrik kedua, kali ini di Jalan Pulokambing II/1, masih di areal sama Kawasan Industri Pulogadung yang kali ini diresmikan oleh Ny. Karlinah Umar Wirahadikusumah, istri Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah. Bisnis Martha Tilaar terus berkembang, dengan mengakuisisi sejumlah perusahaan sampai kemudian ia dan keluarganya menguasai sepenuhnya saham PT Martina Berto. Bersamaan itu dilakukanlah konsolidasi perusahaan digabungkan ke dalam Martha Tilaar Group. Anak perusahaan Martha Tilaar Group terdiri PT Martina Berto dan PT Tiara Permata Sari (sebagai pemanufaktur dan pemasar produk Sariayu Martha Tilaar, Biokos Martha Tilaar, Belia Martha Tilaar, Berto Martha Tilaar, Aromatic Oil Of Java Martha Tilaar, Dewi Sri Spa Martha Tilaar, Jamu Garden Martha Tilaar).
Martha Tilaar sangat jeli dalam melihat dan menangkap peluang pasar. Pada tahun 1987, ia meluncurkan produk ”Senja di Sriwedari” sebagai trend tata rias baru, sebuah ide yang diilhami oleh kekayaan alam dan budaya Indonesia. Dan produk itu meledak di pasaran. Para tata rias banyak merekomendasikan produk ini ke Kliennya. Sejak itulah Martha Tilaar selalu mempersuntingkan nama tempat dan unsur budaya suatu daerah, yang lalu dipadukan dengan trend busana daerah, ke setiap produk Sariayu Martha Tilaar.
Sebut saja produk yang ia keluarkan pada tahun 1989 dinamakan Sumatera bergaya, Puri Prameswari (1990) mengambil dari etnik Cirebon dan Bali, Senandung Nyiur (1991) dari Pantai Indonesia, Riwayat Asmat (1992) dari Irian
Berbagai usaha promosi dilakukan seperti masuk ke kampus-kampus, mendatangi rumah-rumah mantan dosen untuk mendandani para isterinya. Dengan kedekatan itu, para pengunjung menjadi betah dan menjadi pelanggan tetap salonnya. Tak lama, dua tahun kemudian 1972 ia membuka salon kedua di Jalan Anggur No. 3 Cipete, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sambil memulai penggunaan merek dagang baru Sariayu Martha Tilaar.
Martha juga tak kenal lelah terus mengeksplorasi kekayaan alam Indonesia untuk produk-produk salonnya. Tujuannya, adalah agar perempuan Indonesia tetap terpelihara kecantikan dan keayuannya. Marta Tilaar pernah bertemu dengan perempuan yang menggendong anak sambil menenteng dua anaknya. Menginjak tahun 1977 Martha Tilaar menjajaki kerjasama dengan Theresia Harsini Setiady, dari PT Kalbe Farma. Mereka sepakat membuat perusahaan kosmetika dan jamu, namanya PT Martina Berto, dan meluncurkan Sariayu Martha Tilaar sebagai produk pertama. Dilanjutkan kemudian dengan membuka pabrik kosmetik pertama di Jalan Pulo Ayang, kawasan Indsutri Pulogadung , Jakarta timur yang diresmikan oleh Ny Nelly Adam Malik, saat itu istri Wakil Presiden Adam Malik.
Tahun 1983 Martha Tilaar mendirikan PT Sari Ayu Indonesia, khusus sebagai distributor produk kosmetika Sariayu Martha Tilaar. Tahun 1986 Martha Tilaar membuka pabrik kedua, kali ini di Jalan Pulokambing II/1, masih di areal sama Kawasan Industri Pulogadung yang kali ini diresmikan oleh Ny. Karlinah Umar Wirahadikusumah, istri Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah. Bisnis Martha Tilaar terus berkembang, dengan mengakuisisi sejumlah perusahaan sampai kemudian ia dan keluarganya menguasai sepenuhnya saham PT Martina Berto. Bersamaan itu dilakukanlah konsolidasi perusahaan digabungkan ke dalam Martha Tilaar Group. Anak perusahaan Martha Tilaar Group terdiri PT Martina Berto dan PT Tiara Permata Sari (sebagai pemanufaktur dan pemasar produk Sariayu Martha Tilaar, Biokos Martha Tilaar, Belia Martha Tilaar, Berto Martha Tilaar, Aromatic Oil Of Java Martha Tilaar, Dewi Sri Spa Martha Tilaar, Jamu Garden Martha Tilaar).
Martha Tilaar sangat jeli dalam melihat dan menangkap peluang pasar. Pada tahun 1987, ia meluncurkan produk ”Senja di Sriwedari” sebagai trend tata rias baru, sebuah ide yang diilhami oleh kekayaan alam dan budaya Indonesia. Dan produk itu meledak di pasaran. Para tata rias banyak merekomendasikan produk ini ke Kliennya. Sejak itulah Martha Tilaar selalu mempersuntingkan nama tempat dan unsur budaya suatu daerah, yang lalu dipadukan dengan trend busana daerah, ke setiap produk Sariayu Martha Tilaar.
Sebut saja produk yang ia keluarkan pada tahun 1989 dinamakan Sumatera bergaya, Puri Prameswari (1990) mengambil dari etnik Cirebon dan Bali, Senandung Nyiur (1991) dari Pantai Indonesia, Riwayat Asmat (1992) dari Irian
Jaya/Papua, Rama-Rama Toraja (1993).
Dan, puncaknya adalah trend warna Pusako Minang dari Minangkabau. Sariayu
berhasil tampil sebagai trendsetter tata rias wajah wanita Indonesia.
Perjalanan bisnis Martha Tilaar tidak selamanya mulus. Ia pernah mengalami
jatuh-bangun atau pasang-surut usaha. Meskipun perusahaannya sudah besar dan
maju, orang masih saja memandangnya sebelah mata. Maklum, produk jamu kosmetika
Sariayu Martha Tilaar sangat identik sekali sebagai produk lokal. Orang tahunya
demikian saja tanpa mau mengenal bahwa produk Martha Tilaar sesungguhnya sudah
mendunia, berkualitas, dan bergengsi.
Bahkan, Sariayu Martha Tilaar sudah menjadi sebuah ikon produk lokal yang mendunia. Sebagai misal, Sariayu Martha Tilaar memiliki produk kosmetika berkelas Biokos, Belia, Caring Colours, Professional Artist Cosmetics (PAC), Aromatic, Jamu Garden dan lain-lain yang sudah terkenal sampai ke mancanegara. Sebagai pengusaha, ternyata kepribadiannya yang tak pantang menyerah lah yang mengantarkannya hingga menjadi sukses seperti sekarang. Grup usaha Martha Tilaar ini memayungi 11 anak perusahaan dan mempekerjakan sekitar 6.000 karyawan, 70% diantaranya adalah perempuan.
Bahkan, Sariayu Martha Tilaar sudah menjadi sebuah ikon produk lokal yang mendunia. Sebagai misal, Sariayu Martha Tilaar memiliki produk kosmetika berkelas Biokos, Belia, Caring Colours, Professional Artist Cosmetics (PAC), Aromatic, Jamu Garden dan lain-lain yang sudah terkenal sampai ke mancanegara. Sebagai pengusaha, ternyata kepribadiannya yang tak pantang menyerah lah yang mengantarkannya hingga menjadi sukses seperti sekarang. Grup usaha Martha Tilaar ini memayungi 11 anak perusahaan dan mempekerjakan sekitar 6.000 karyawan, 70% diantaranya adalah perempuan.
Mustika Ratu
Pengusaha,
Pakar Jamu sekaligus Doktor juga politikus dan pejuang kesetaraan gender,
adalah beberapa atribut yang disandangkan padanya. Mooryati Soedibyo lengser
dari kehidupan keraton untuk mengabdi pada suami dan keluarga. Lalu, dari
garasi rumahnya, ia mulai melakukan keahlian yang telah diwariskan padanya;
tradisi kesehatan dan kecantikan Jawa. Dengan modal 25 ribu produk tradisi ini
telah membawanya kepuncak sukses hingga mancanegara.
Sebagai salah satu cucu Sri
Susuhunan Pakoeboewono X, Mooryati Soedibyo yang lahir di Surakarta, 5 Januari
1928 ini, dibesarkan dengan tradisi kraton Surakarta yang kental. Ia mendapat
pendidikan secara tradisional yang menekankan pada tata krama, seni tari
klasik, kerawitan, membatik, ngadi saliro ngadi busono, mengenal
tumbuh-tumbuhan berkhasiat, meramu jamu dan kosmetika tradisional dari bahan
alami, bahasa dan sastra Jawa, tembang dengan langgam mocopat, aksara Jawa kuno
dan bidang seni lainnya. Tentu diluar tembok keraton hal-hal tersebut sangat
bermanfaat.
Manusia memang dipengaruhi masa
kecil, lingkungan sekitar dan keluarga. Sejak kecil, Mooryati Soedibyo atau
akrab disapa Bu Moor ini memang sudah tinggal di istanah. Sehingga sangat lekat
sekali didikan ningrat atau ala keraton termasuk mengenal tumbuh-tumbuhan alam
yang berkhasiat sebagai obat dan kosmetik. Sebagai contoh, jika batuk Bu Moor
lebih suka mengonsumsi kencur dengan sedikit garam, namun tentu itu hanya
sebagai pertolongan pertama saja.
Mulai Berbisnis
Cita-cita awal Bu Moor adalah ingin
menjadi diplomat namun ia malah ditakdirkan hanya menjadi ibu rumah tangga
dengan lima orang anak. Ia memulai bisnis jamu dann kecantikan justru pada umur
45 tahun. Awalnya beliau hanya mengajak dan menganjurkan orang-orang di
sekelilingnya termasuk teman-temannya untuk memakai bahann alami asli
Indonesia. Namun kemudian ada orang yang memberi ide, mengapa hanya mengajak
saja, mengapa tidak sekalian membuat? Akhirnya dari situlah beliau mulai
menerima pesanan berbagai jamu-jamuan khas Jawa dan lama-kelamaan makin banyak
yang memesan.
Meski warisan turun temurun , jamu
yang berbahan herbal tetap harus diteliti. Karena ada banyak tumbuhan dengan beragam
khasiat. Apalagi Indonesia adalah negara dengan kekayaan keanekaragaman hayati
terbesar kedua di dunia. “Dengan penelitian ini, jamu harus berkembang dan
terus berkembang. Mengapa begitu karena hidup juga berubah jadi kita harus
terus berinovasi,” begitu jelas beliau.
“Mustika Ratu” adalah nama yang kemudian dipakai oleh Bu Moor
sebagai brand atas jamu-jamu hasil racikannya. Nama Mustika Ratu sebenarnya
bersumber dari kalimat filosofi Jawa yaitu Trahing kusumo rembesing madu,
trahing sinatrio mustikaning ratu, yang artinya kira-kira adalah The
Royal Heritage.
Mustika Ratu membuat nama wanita
berputera lima ini lantas mencuat sebagai seorang pengusaha ternama di
Indonesia. Beliau menjadi wanita dengan nomor urut 7 sebagai 99 wanita yang
paling berpengaruh di Indonesia 2007 versi majalah Globe Asia. Produk Mustika
Ratu tak hanya di Indonesia saja namun juga diekspor ke lebih dari 20 negara
diantaranya Rusia, Belanda, Jepang, Afrika Selatan, Timur-Tengah, Malaysia dan
Brunei juga negara-negara di benua Amerika. Produknya juga mulai beragam sampai
800 buah, mulai dari produk untuk balita, remaja dan dewasa mulai dari kualitas
super dan premium.
Strategi dan Perkembangan Mustika
Ratu
Mooryati
Soedibyo
|
Diakuinya bahwa dirinya
mengembangkan bisnisnya juga mengalir begitu saja, Secara Tradisional saja.
Seperti produk yang dihasilkannya, Tradisional. Saat itu ia hanya punya
modal 25 ribu. Tetapi memang bahan-bahan saat itu sangat murah sehingga dengan
uang 25 ribu saja sudah bisa dapat banyak bahan. Dari modal itu ia kemudian
memperoleh keuntungan berlipat. Dari keuntungan itu ia putarkan lagi dan terus
begitu sampai akhirnya bisa membuat pabrik pada tahun 1978 dan usahanya berubah
menjadi PT pada tahun 1981. “Itu Amazing! Hampir tidak bisa saya percaya. Saya
memulainya dari garasi rumah. Apalagi saya memulainya secara trial and error,
wong memang tidak bisa dagang kok....ha ha ha,” ujarnya dengan logat Jawa.
Mustika Ratu kemudian berkembang tak
hanya produk jamu dan kosmetika saja namun kemudian merambah ke bisnis spa
dengan sistem franchise di luar negeri. Konsepnya Jawa, Taman Sari seperti di
Yogya, dimana konsep ini mengambil budaya Yogya yang mana adalah asal dari
suami Bu Moor.
Franchise nya sendiri sudah ada di
Jepang, Kanada, Chekoslovakia, Bulgaria, Malaysia. Cabangnya ada 8 di luar
negeri dan 7 di Indonesia. Dimana semua bahan dan ramuannya dikirim langsung
dari Indonesia. “Karena kebetulan saya juga punya sekolah kecantikan yang
mengajarkan banyak ketrampilan. Saya selalu terkesan melihat bagaimana orang
luar negeri begitu menghargai tradisi ini. Sementara di Indonesia sendiri
justru dianggap kuno. Kita sering kurang menghargai tradisi kita sendiri,
padahal kebudayaan kita banyak ditiru dan diambil orang lain.” Begitu jelas Bu
Moor.
Ide Kontes Pemilihan Puteri
Indonesia
Tak hanya berkiprah di perusahaan
dan bisnisnya. Mooryati Soedibyo juga memasuki panggung politik dan menjadi
Wakil Ketua II Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia. Salah satu
sumbangsih Bu Moor untuk kaum wanita Indonesia adalah kotes pemilihan puteri
Indonesia yang digelar setiap tahun. Meski mendapat kritikan namun idenya juga
mendapat dukungan sebagai langkah wanita Indonesia untuk maju.
Menurutnya kontes kecantikan itu
adalah mimpi yang harus direalisasaikan. “Awlanya keinginan untuk ikut serta
dalam kontes-kontes puteri ayu karena saya pikir kok ya saya Cuma mengajar
kecantikan dan bikin produk saja, kenapa tidak ikut pemilihan puteri ayu? Toh
kecantikan itu identik dengan puteri ayu, kenapa tidak ikut kontes kecantikan
sejagat? Akhirnya saya putuskan membuat kontes tingkat nasional saja.”
Terangnya.
Walau sering terjadi kontroversi
tentang pemilihan puteri Indonesia, ia pun tak mempermasalah-kannya jika memang
dilarang. “Kalau dilarang, ya sudah. Kita kirim tapi tidak ikut kontes. Toh
kontes ini juga memperkenalkan produk Indonesia. Make upnya dari Indonesia,
pakaiannya, desainer bajunya, tekstilnya semua dari Indonesia. Tapi kami selalu
berusaha untuk konsisten karena tujuannya baik. Apalagi sekarang pesertanya
makin bagus-bagus,” terangnya.
Mustika Ratu saat ini sudah dipegang
oleh anak-anaknya. Bu Moor sendiri saat ini lebih senang aktif di kegiatan
kemasyarakatan yang non profit. Walau begitu, Mustika Ratu tetap mempertahankan
visi dan misinya yaitu Mempertahankandan melestarikan tradisi Indonesia dalam
memelihara kesehatan dan kecantikan. Menurut Bu Moor, wanita Indonesia harus
maju, dirinya sendiri sudah mencontohkan bahwa ia adalah seorang ibu dengan
lima anak yang kemudian berbisnis, sekolah lagi bahkan juga berpolitik.
“Rumusnya gampang sekali kok! Mau maju dan mau berubah. Body, mind and spirit.
Syaratnya, mau susah! Harus inovatif, kreatif, konstruktif dan semangat!”
Terangnya bersemangat 45.